Sabtu, 05 September 2009

Nokia 6700 Classic: Desain Cantik, Bahan Pilihan, Kamera Memadai


Akhirnya seri klasik hadir juga untuk kelas menengah-atas. Seperti Nokia klasik lainnya, hape ini kembali membawa ciri khas nilai-nilai kesederhanaan melalui fisiknya yang minimalis. Namun ketika berada dalam genggaman, maka Anda pun akan mengangguk setuju bahwa si klasik yang satu ini adalah hape yang memiliki cita rasa kelas atas. Inilah Nokia 6700 classic.

Sebenarnya apabila kita menoleh ke kurun satu tahun ke belakang, Nokia pernah juga meluncurkan satu senjata classic-nya untuk mengisi kelas premium ini yaitu 6220c. Sekarang harganya sudah menyentuh 2,8-an juta rupiah. Tapi sayang hape yang juga berbentuk candy-bar ini kurang sukses menembus pasar. Padahal sudah memiliki fitur dan sistem perangkat lunak paling lengkap dibanding hape-hape keluarga Nokia classic lainnya. Demikian juga, 6700c dijual sedikit lebih mahal tapi tetap saja tidak dipersenjatai fasilitas selengkap 6220c itu.

Lantas di mana bagusnya 6700c kalau tidak juga lebih canggih? Pertanyaan ini muncul juga di kepala kami ketika pertama kali menjumpai hape yang digelontorkan dua minggu lalu ini. Bahkan apabila kita mempertimbangkan faktor harga, dengan modal 3 jutaan bisa saja melirik E63 atau salah satu Nseries atau mungkin hape dari merek lain yang juga banyak menawarkan fitur lebih berkelas.

Tapi ketika bungkus 6700c ini diurai dan tubuhnya bersentuhan langsung dengan telapak tangan, barulah kami tersadar akan sosok si klasik yang satu ini. Dimensinya yang cukup mungil ternyata begitu kokoh. Desainnya memang tidak dikonsep mewah tapi anggun disertai elegan. Dan yang membangunkan rasa penasaran kami adalah bahan casingnya yang ternyata dari metal. Sementara di bodi belakang terukir tulisan: 5 megapiksel.



Desain dan Tombol

Karena casing terbuat dari bahan metal maka bobot hape ini menjadi cukup berat (116,5 gram). Tapi justru pada sisi fisik inilah nilai tawar yang diunggulkan oleh 6700c. Cangkangnya bukan dari logam standar, 6700c rupanya memilih jenis stainless steel yang dipercaya bisa kebal terhadap perubahan suhu dan antikarat. Dari sini kita bisa sedikit menyimpulkan bahwa hape ini akan memiliki daya tahan ekstra dalam urusan estetika.

Nokia 6700c yang kami uji adalah full-black, hampir sekujur bodi luarnya dipoles dengan warna hitam. Dimensinya cukup mungil dan tipis, hampir seukuran tipe 6300 tapi lebih kompak dan sangat kokoh. Sementara permukaannya yang halus tidak sampai membuatnya licin sehingga mantap dalam genggaman.

Secara keseluruhan desain hape ini memang tampak minimalis dengan tombol-tombol yang tersusun sangat rapih. Aura yang didapat adalah kalem dan dewasa dengan balutan warna hitam di sana-sini. Kesan premium sedikit terangkat melalui garis silver di sepanjang bodi samping dan navigasi D-pad di bawah layar.

Tombol-tombol menu dan angka-angka yang terususun di bawah layar menggunakan bahan plastik yang nyaman dalam urusan pencet-pencet. Di bodi samping hanya ditemukan tombol kamera dan volume. Tombol-tombol ini menggunakan bahan alumunium. Kami sedikit kecewa dengan tombol volume yang ternyata cukup keras.

Sementara lubang memori tambahan yang disisipkan di bawah penutup belakang sudah mendukung hotswap, dan untungnya tidak terhalang baterai, jadi untuk mengganti microSD bisa langsung tanpa perlu mematikan hape.

Tapi tunggu dulu, di mana kamera depan? Rupanya 6700c hanya memiliki sebuah kamera di bagian punggung. Artinya, fungsi panggilan videonya ternyata dipangkas.



Layar dan Perangkat Lunak

Hape ini tidak bisa disejajarkan dengan hape-hape smartphone karena tidak memiliki sistem operasi yang tangguh. Dan seperti yang bisa dilihat pada tabel spesifikasi, 6700c hanya menggunakan platform S40. Seperti yang kita tahu, sistem ini masih menyisakan kelemahan dalam hal mutitasking, meski di sisi lain memiliki keunggulan dalam kecepatan dan stabilitas.

S40 yang ditanamkan pada 6700c adalah edisi keenam. Ini adalah versi paling baru yang juga dipakai oleh 6303c. Ada beberapa peningkatan fitur yang kami rasakan pada platform ini, seperti browser yang sudah mendukung minimap, flaslite 3, menu homescreen, dan fasilitas 'finds on maps' untuk mencari koordinat lokasi alamat teman melalui phonebook.

Dalam hal antarmuka, 6700c yang mengadopsi layar TFT 24 bit (16 juta warna) pada 240x320 pixel begitu nyaman di mata karena permukaan layar tersaji dengan tajam dan detil. Tapi sayang tubuhnya yang mungil memaksa ukuran layar harus puas dengan diagonal hanya 2,2 inch.



Multimedia

Ada fasilitas kamera, musik, radio FM dan GPS yang masuk dalam kategori ini. Karena sudah 5 megapixel, fasilitas memotret menjadi elemen paling penting. Tidak seperti Nokia 5 mengapixel lainnya yang biasa dilengkapi optik jenis Carl Zeiss, 6700c hanya dipersenjatai jenis optik standar dengan lampu flash jenis LED.

Pada siang hari dengan pencahayaan mendukung, gambar hasil bidikannya di atas rata-rata hape berkamera standar umumnya. Kami lebih menyukai hasil foto yang dijepret dari jarak pendek, pada posisi ini kualitasnya kami kira tidak kalah oleh hape-hape dengan optik kenamaan. Sementara lampu penerangnya meski masih jenis LED ternyata mampu menghasilkan kilatan yang juga cukup banyak.

Pada urusan musik kita tidak bisa terlalu berharap pada hape bermotif batang ini. Tidak ada jack audio 3,5mm atau pun 2,5mm. Jadi headset akan tercolok pada lubang microUSB. Speakernya yang menempel di bodi belakang mampu mengeluarkan suara cukup keras tapi tentu saja tidak sebaik seri-seri Xpress Music.

Melalui headset kualitas audio ini menjadi lebih baik, tapi masih saja tidak sebaik hape-hape bergenre musik. Ini terasa pada treble dan bass-nya yang masih nanggung. Sementara fitur radio sudah didukung RDS dan stereo, tapi anehnya tidak bisa didengarkan tanpa headset, alhasil siaran radio tidak bisa didengarkan rame-rame melalui speaker.

Fitur GPS telah dilengkapi Nokia Maps jadi bisa langsung pakai. Selain mengandalkan pancaran satelit, fungsi navigasi disokong juga metoda assisted-GPS, pencarian lokasi dengan memanfaatkan sinyal dari operator. Tapi tentu saja cara kedua ini tidak gratis. Melalui beberapa percobaan yang kami lakukan untuk mendapatkan koordinat lokasi, 6700c memerlukan waktu 2 hingga 3 menit.



Internet dan Email

Anda boleh berharap banyak pada layanan online ini. Ada jalur HSDPA dengan lebar bandwidth 10/2 Mbps (uplink/downlink). Kkemudian aplikasi browser WebKit yang sudah mendukung format HTML dan minimap, layanan Ovi, facebook, myspace, youtube, flickr, dan sejumlah aplikasi pendukung online lainnya. Kami juga memuji layanan emailnya yang telah disokong oleh email client yang cukup mumpuni, dengan bermodal username dan password saja kita bisa mengaktivasi email dengan mudah.

Kembali lagi pada diagonal layar yang cuma 2,2 inch. Dengan ukuran ini membuka halaman HTML memang menjadi kurang nyaman, kami harus menggeser-geserkan kursor untuk melihat semua konten halaman situs. Tapi dalam urusan akses, hape ini memang sudah terasa cukup cepat, meski 10Mbps masih menjadi investasi masa depan karena harus menunggu kemampuan dari operator . (Uteng Iskandar)



Komparasi Sinyal:

LG KF750

Hape slider ini memiliki desain yang lebih premium. Bobotnya hampir sama dengan 6700c karena sebagian casingnya yang dibalut bahan metal dan carbon pada bodi belakang. KF750 mendukung juga HSDPA tapi sudah dilengkapi kamera depan untuk video call, sementara kamera utama yang juga berkekuatan 5 megapixel mampu merekam video pada kecepatan 120 fps.



Samsung U900-Soul

Samsung U900 yang juga mengunggulkan desain fisik dikonsep dengan aura elegan. Hape geseran ini mendukung juga hsdpa tapi dengan kapasitas bandwidth 7,2 Mbps. Kameranya sudah 5 megapixel tapi sayang fungsi rekam video-nya yang terbatas pada ukuran QVGA.

duta pulsa

 

Latest GSM News - New Phones

BerryReview.com

New GSM

Tips trick servis ponsel

QUANTUM KEMIRI Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template