Lahir sebagai salah satu seri classic, Nokia 6303c sepertinya akan diposisikan sebagai penerus Nokia 6300 yang telah menuai sukses pada dua tahun terakhir. Sebagai penerus, 6303c ternyata masih setia dengan rupa yang sederhana dan tidak neko-neko. Ini bisa jadi membosankan. Tapi perhatikan sisi positifnya, karena Anda tidak perlu lagi pusing-pusing beradaptasi dengan tombol dan menu.
Sementara dalam hal adopsi teknologi Nokia 6303c ternyata belum juga dipersenjatai triji (3G). Ini akan menjadi tanya cukup besar ditengah gencarnya pemakaian internet begerak, apalagi di kelasnya telah hadir banyak pesaing yang sudah menawarkan jalur data lebih mumpuni (3G), bahkan Nokia sendiri sudah memiliki 5320 XpressMusic yang secara teknis memiliki cakupan teknologi lebih luas dan komplit.
Desain
Model ponsel ini adalah candy-bar dengan bahan casing dari metal, jadi perhatikan bobotnya yang cukup berat terutama bagi Anda yang selalu menyimpan ponsel dalam saku kemeja karena Nokia 6303c tidak menyediakan pengait untuk gantungan.
Nokia 6303c yang kami uji adalah full-black di mana sekujur bodinya dicat hitam tapi tidak mengilat. Dengan sekejap genggam saja Anda akan setuju bahwa Nokia 6303c adalah ponsel yang memiliki kesan kokoh dan cederung elegan ketimbang suasana ceria.
Dimensinya kami kira akan cukup ergonomis bagi ukuran telapak tangan orang-orang Asia, tidak terlalu besar, namun tidak juga mungil. Jika membandingkannya dengan Nokia 6300, maka bodi 6303c ini sedikit lebih lebar dan panjang, namun justru dengan ukurannya ini menggenggam 6303c menjadi terasa lebih pas dan mantap karena tidak licin.
Ketika memegangnya, sentuhan halus akan segera bersitatap dengan tangan Anda. Yang paling bakal Anda rasakan adalah pada bagian punggung (penutup baterai), bagian ini dibuat polos tanpa aksen pemanis. Dan sentuhan mulus ini kemudian diteruskan ke semua bagian muka, parit-parit antartombol, hingga sekeliling layar yang dibungkus kaca.
Anda yang sering ber-SMS atau mengirim email diponsel akan dimanjakan oleh Nokia 6303c yang memiliki tombol-tombol empuk dari plastik. Peletakan tombol-tombol ini masih mengadopsi skema standar layaknya model keypad kebanyakan, jadi jangan khawatir soal adaptasi. Disamping keypad angka, ada navigasi D-Pad di bawah layar. Tombol ini nantinya bakal memiliki banyak fungsi sebagai pemintas karena 6303c ternyata hanya dipersenjatai tombol cepat untuk volume dan tombol power yang menempel di kepala atas.
Satu lagi hal yang menurut menjadi nilai unggul fisik Nokia 6303c dibanding pendahulunya (Nokia 6300) adalah teknik rounding di mana setiap sudut dan sisi permukaan 6303c dibuat sedikit melingkar (tidak menyudut), berkat model ini perawakan ponsel menjadi tampak lebih hidup dan tidak monoton candy-bar.
Kamera
Fitur ini merupakan daya tarik lainnya pada 6303c. Dengan kapasitas 3,2 megapixel maka kameranya akan menghasilkan gambar pada resolusi 2048x1536 pixel. Sementara ukuran file hasil bidikan yang kami lakukan berkisar antara 1,5 MB hingga 2,7 MB (bergantung pada jumlah warna objek yang dibidik), untuk urusan ini kita bisa menyimpan hasil foto pada ruang memori internal sebesar 64MB dan sebuah kartu microSD sebesar 1GB.
Letak kameranya sendiri ada di bodi belakang pada bagian kepala, di sebelahnya ada lampu LED ganda. Kedua fasilitas ini tidak dilindungi penutup jadi kita dapat dengan mudah mendapatkan momen secepatnya, namun tentu saja Anda harus rajin-rajin membersihkannya ketika hendak memotret.
Salah satu kekurangan 6303c ini adalah tidak adanya tombol khusus kamera, jadi untuk menjangkau kamera harus melalui menu atau bila ingin gampang Anda dapat memanfaatkan salahsatu arah pada D-Pad sebagai pemintasnya.
Ketika fungsi kamera diaktifkan maka akan ditemukan banyak fasilitas memotret, tapi yang perlu digaris bawahi adalah fungsi autofocus. Fitur yang berguna untuk memfokuskan pada sebuah objek ini akan selalu aktif, dan yang menarik adalah cara penggunaannya yang sedikit unik. Tidak seperti pada umumnya, di mana otofokus yang bekerja pada setengah tekanan kedua (half-press), otofokus pada kamera 6303c akan bekerja setelah bidikan dilepas, jadi hanya ada satu bidikan pada kamera ponsel ini.
Tanpa lensa kelas atas, seperti Carl Zeiss yang biasa dipakai jajaran Nokia, kualitas foto yang dihasilkan 6303c tidak terlalu spesial, atau bernilai standar seperti ponsel lainnya yang bersenjatakan 3,2 megapiksel. Tapi pada objek dekat hasilnya cukup memuaskan karena tajam. Untuk lingkungan kurang cahaya, fungsi lampu LED cukup membantu meski tentu saja hanya bekerja optimal untuk objek-objek dekat saja
Multimedia
Ada fitur musik dan radio fm yang masuk dalam kategori ini. Hanya sayang tidak ada tombol khusus untuk menikmati keduanya, tapi ditemukan sebuah lubang 3,5 mm pada sisi bagian bawah. Ini menguntungkan karena lubang ini merupakan colokan standar untuk semua perangkat audio, jadi kita dapat dengan mudah menggantinya dengan headset dari merek yang sudah dipercaya memiliki kualitas baik.
Speakernya ada di bagian punggung, tepat di samping kamera. Menurut kami kualitas audio yang dihasilkannya sudah cukup baik, suara treble dan bassnya cukup padu, dan yang paling penting tidak cempreng meski volumenya tidak terlalu besar.
Fitur radio sudah mendukung stereo dan RDS yaitu fungsi untuk menampilkan informasi dari stasiun radio. Kemudian ada station directory, menu ini akan terhubung dengan internet dan berguna untuk mencari frekuensi sebuah stasiun radio di kota di mana Anda berada. Sementara jumlah stasiun radio-nya sendiri dapat Anda simpan hingga 20 nama.
Layar dan Antarmuka
Seperti yang bisa dilihat pada tabel spesifikasi, ponsel ini telah dipersenjatai layar jenis TFT berkekuatan 16 juta warna pada kedalaman resolusi 240x320 pixel. Dengan komposisi ini, tampilan tatap mukanya memang terasa tajam dan sejuk di mata. Kenyamanan ini kami rasakan pula ketika berselancar ke internet, dengan ukuran layar 2,2 inch, 6303c sangat cukup mumpuni dalam menampilkan halaman situs mobile (XHTML), namun memang terasa menjadi sempit untuk halaman full html, alih-alih kami harus menggerak-gerakkan kursor untuk melihat isi situs.
Pada sisi perangkat lunak, ponsel ini mengandalkan platform Seri 40 (S40) edisi keenam. Secara umum tata letak menu pada S40 ini tidak mengalami perubahan dibanding versi sebelumnya. Namun sistem aplikasi ini bekerja dengan responsif dan cukup menarik karena tampilan menu dan posisi ikon bisa kita personalisasi sekehendak hati. Secara default ada empat pilihan mode menu utaman yang disediakan 6303c yaitu List, Grid, Grid with Labels dan Tab, kemudian ada lima pilihan Tema (Themes) yang sudah tertanam di dalamnya.
Pada layar utama bisa ditampilkan Home Screen yaitu menu yang mengambang di layar seperti yang biasa kita temukan pada ponsel-ponsel pintar (smartphone). Ada empat baris menu (satu menu utama) yang bisa kita tampilkan disini. Dan melalui Pengaturan kita bisa mengganti isi dan susunan menu ini sesuai keinginan. Tertarik? Rupanya S40 edisi 6 ini belum juga mendukung multitasking penuh, jadi Anda tidak akan bisa menjalankan aplikasi Java seraya mengetik sms, tapi sudah bisa melakukan multitasking terbatas seperti musik dengan SMS bersamaan.
Email dan Internet
Hari gini siapa yang tidak kenal internet? Jangan khawatir karena Nokia 6303c ini sudah menyiapkan diri dengan segudang aplikasi untuk kebutuhan selancar di dunia maya. Langsung saja, di dalamnya Anda bisa menemukan aplikasi Flikr, Opera Mini, Ovi, dan Windows Live Messenger. Sementara web browser-nya sendiri pada S40 edisi 6 ini disinyalir telah mengalami perbaikan yang cukup signifikan.
Seperti yang sudah disinggung di depan, kekurangan Nokia 6303c ini adalah minus triji, jadi akses ke internet akan bertumpu pada mode EDGE dan GPRS saja. Celah ini perlu diperhatikan bagi Anda yang membutuhkan fasilitas panggilan video. Namun bila hanya sekedar browsing-browsing di ponsel apalah beda nilai selisih GPRS dengan triji. Asalkan bisa konek, kami kira bandwidth yang didapat tidak akan terlalu berselisih jauh.
Pengaturan email dapat dilakukan dengan cukup sederhana karena disediakan panduan dalam bentuk wizard. Ini hanya berlaku untuk layanan email ternama semisal Gmail atau Yahoo. Di sini parameter-parameter email (POP dan SMTP) akan dieksekusi otomatis oleh sistem dengan menelusurinya ke internet. Jadi dengan bermodal akun (username) dan kata kunci (password) saja kita dapat menikmati email langsung di genggaman tangan. Namun untuk email skala enterprise seperti email kantor kita harus melakukannya secara manual, artinya kita harus mengetahui pengaturan POP dan SMTP.