Komunikator Mini Kompetitor BlackBerry
Belakangan ini perjuangan Nokia dalam pengembangan hape pintar memang cukup berat. Vendor itu menghadapi tiga tantangan sekaligus dalam waktu yang relatif bersamaan. Tiga tantangan itu adalah booming hape touchscreen pasca keberhasilan Apple iPhone yang langsung mendunia, makin kuatnya posisi BlackBerry sebagai hape messaging, dan ancaman hape Android yang bakal dirilis sejumlah vendor.
Keluarnya iPhone akhirnya diantisipasi Nokia dengan merilis Symbian 60 Touch UI yang kini dibenamkan dalam 5800 XpressMusic (dan beberapa hape Nseries ke depan). Sementara makin kuatnya posisi BlackBerry membuat Nokia harus merilis platform messaging bikinan sendiri, yang kini diterapkan pada Nokia E75 (dan hape-hape Eseries lainnya). Sementara untuk Android, Nokia mengambil alih Symbian dan menjadikannya OS terbuka, guna menampung aplikasi pihak ketiga.
Khusus untuk messaging, Nokia mungkin tak menduga perkembangan BlackBerry ternyata kian meluas, tak hanya di negara tradisionalnya (Amerika dan Kanada), tapi juga mulai mengekspansi negara-negara berkembang lain, khususnya di Asia. Apalagi belakangan RIM kian gencar meluncurkan varian baru produk BlackBerry-nya ke seluruh dunia.
Nokia E71, E65, E63 dan kemudian E75 yang dirilis Nokia kali ini tak bisa dipungkiri merupakan bentuk antisipasi Nokia terhadap ancaman BlackBerry. Bahkan dalam E75, Nokia langsung membenamkan fasilitas Nokia Messaging built-in untuk aktivitas push mail, sehingga mobilers bisa menikmati layanan serasa BlackBerry tanpa meninggalkan kesukaan mereka pada Nokia-nya. Nah, bagi yang penasaran seperti apa hape “blackberry” bikinan Nokia ini, keep reading…
DESAIN
Selama ini Nokia jarang menggunakan konsep keypad QWERTY dengan sistem side-slider. Nggak kayak vendor Asia macam Samsung, LG atau HTC, atau sekarang Sony Ericsson yang menggunakannya dalam X1 Xperia. Di E75 ini, Nokia mencoba mengadopsi konsep QWERTY geser samping yang terkesan lebih stylish dan simpel dibandingkan konsep open up model laptop atau Communicator selama ini.
Tapi di bagian depan tetap ada keypad konvensional. Sistem dua keypad ini memang cenderung mubazir, apalagi dengan layar yang nggak terlalu lebar. Lebar layar cuma 2,4 inch yang kalau dibikin horizontal jadi terasa kurang leluasa memandang display. Apalagi kalau tujuannya membuka aplikasi Office.
Dari sisi ukuran, untuk hape yang pakai keypad QWERTY, ukurannya termasuk sedang,. Panjang hape ini sekitar 11 cm. Meskipun begitu, ukuran tombol keypad QWERTY-nya tak terlalu mungil, masih pas untuk dipencet.
Nokia menyebut E75 sebagai mini communicator, meskipun sebetulnya jauh dari kesan communicator yang sudah kita kenal. Terutama karena itu tadi, hape ini tidak menggunakan layar internal sebagaimana tipe Communicator sebelumnya. Para punggawa menyebut E75 sebagai “adik” dari E90, sebagaimana halnya Nokia 9300 yang merupakan “adik” dari 9500.
Di bagian kanan, ada slot USB dan memory eksternal. USB ini tak hanya bisa dipakai untuk sinkronisasi ke PC atau kabel data, tapi juga bisa dipakai untuk charging pada saat perangkat tersambung ke komputer. Tapi tetap ada colokan popport untuk charging biasa. Sementara di bagian kiri, tombol volume dan kamera. Nokia menempatkan jack 3,5 di posisi atas.
Di bagian belakang, kamera 3,2 Mpix lengkap dengan cermin dan LED. Nokia memberikan aksen garis-garis pada bagian penutup batere supaya tak terlalu licin kalau dipegang. Konsep silver yang mengelilingi warna utama (ada tiga warna yang disiapkan Nokia, yakni hitam, merah hati dan coklat) memberikan kesan elegan. Secara umum, desainnya mewakili sebuah hape kelas enterprise (eseries).
FITUR
Fitur andalan hape pintar ini adalah Nokia Messaging atau Nokia Email. Nokia sengaja membenamkan fasilitas ini pada hape pintarnya untuk mengantisipasi BlackBerry yang sekarang pelan-pelan mulai diminati konsumen. E75 merupakan hape pertama yang dikasih Nokia Email built-in, tanpa perlu instalasi. Dengan fasilitas ini, kita bisa menikmati fasilitas push mail rasa BlackBerry tapi tetap tak meninggalkan kenyamanan Nokia.
Meskipun diarahkan ke hape bisnis, Nokia tak melupakan fitur multimedianya. Kameranya sendiri 3,2 Mpix, setara dengan Nokia E90 Communicator. Selain itu, hape ini juga bisa memainkan semua file musik, termasuk mendengarkan pakai headphone dengan jack 3,5.
Sebagai hape bisnis, urusan memory sangat penting. Meskipun memory internalnya hanya 50 MB, tapi E75 bisa menggunakan memory eksternal sampai 16 GB. Seperti produk lain, Nokia juga membenamkan fitur navigasi, bahkan sudah support A-GPS di hape ini. Untuk koneksinya sendiri cukup lengkap, termasuk W-LAN.
KINERJA
Sebagai hape yang diposisikan untuk fungsi messaging, hape ini sebetulnya sudah punya syarat cukup lengkap. Cara setting email untuk fitur Nokia Messagingnya juga nggak ribet. Cukup ngetik alamat email dan password, kita udah bisa mengakses email push secara mudah. Mobilers bisa bikin 10 account email yang berbeda di perangkat ini, termasuk gmail dan yahoo.
Sampai saat ini Nokia Messaging yang dikembangkan Nokia masih versi trial. Dan kabarnya Nokia sendiri akan mengutip bayaran kepada pengguna bila nanti sudah menjadi edisi komersial. Belum ada penjelasan dari pihak Nokia, berapa tarif yang akan dikenakan operator yang bekerja sama dengan pihak Nokia. Sementara kita cukup mudah untuk mengakses email dari tarif GPRS atau tarif data yang disediakan operator.
Narik emailnya cukup cepat. Tes pengiriman email dari server yang sama (majalah-hp.com) bisa dilakukan tanpa jeda. Sementara untuk email yang berasal dari server yang berbeda membutuhkan waktu beberapa detik. Hanya, untuk pengiriman email sedikit lebih lamban. Akses internet menggunakan browsernya sendiri cukup cepat (menggunakan kartu Indosat M3), kurang dari 10 detik bisa melihat status kawan-kawan di Facebook.
Kualitas kamera 3,2 Mpix sangat baik untuk kelas hape kamera selevel, meskipun hape ini memang tidak diposisikan sebagai multimedia sebagaimana halnya Nseries. Secara umum, kinerja E75 tak mengecewakan. Yang jadi masalah memang itu tadi, layarnya nggak bisa lebaran dikit apa? Hehehe.. moga-moga ada produk lanjutannya yang lebih mirip N97.
Bila saya tak ingin meninggalkan taste Nokia dalam hape-hape yang saya gunakan, baik user interface maupun fitur-fitur populer yang saya gunakan seperti kamera, musik dan multimedia lainnya, tapi saya juga pengen menikmati layanan messaging ala BlackBerry, maka pilihan saya pasti ke Nokia Messaging.
Saya mungkin tak butuh tukar-tukaran PIN untuk menikmati layanan BlackBerry Messenger, karena toh saya masih bisa chat dengan kawan-kawan saya dengan YahooMessenger. Apalagi sekadar browsing di dunia maya dengan koneksi 3,5G, bagi saya Nokia E90 atau E71 yang diinstall Nokia Messaging sudah lebih dari cukup. Kalau saya suka multimedia tapi pengen harga yang lebih terjangkau, mungkin saya cukup pakai N95 8GB saya plus tambahan Nokia Messaging.
Tampaknya memang inilah yang diinginkan Nokia. Mobilers tak mesti punya BlackBerry untuk menikmati layanan rasa BlackBerry. Karena bagi mereka, yang penting bisa terhubung dengan kawan-kawan, dengan komunitas, dengan kantor, bisa cek email segera, menggunakan navigator kalau tersesat, memanfaatkan kamera 5 Mpix bila menemukan obyek menarik, mendengarkan musik saat lagi nunggu seseorang, dan sesekali main game multiplayer dengan teman di belahan dunia lain.
Dengan fitur baru ini, Nokia bermaksud untuk memantapkan dominasinya dalam pengembangan hape pintar. BlackBerry memang sebuah fenomena. Tapi bagi vendor yang sudah lama malang melintang dalam pengembangan smartphone, dengan ratusan varian yang dikeluarkan, alangkah menyedihkan bila Nokia tak mampu bermain pada level yang sama.
Kalaupun masih ada kelemahan untuk versi Beta yang dikembangkan Nokia in adalah, emailnya hanya bisa diakses menggunakan jaringan operator, belum WLAN. Ini karena server hanya mengenal verifikasi dari jaringan operatornya. Bagi yang tidak punya paket data atau hanya mengandalkan tarif GPRS atau 3G, harganya masih bervariasi dan mungkin jadi mahal.
Selain itu, bila kita ganti operator, maka fungsi push mail yang telah kita install juga jadi tidak berfungsi. Kalau tetap mau menggunakannya, kita harus hapus lagi settingan dan install ulang untuk mendapatkan verifikasi baru. Intinya, fasilitas ini hanya untuk orang yang jarang ganti kartu atau paket ini dibundling dengan layanan data operator. Moga-moga di versi komersialnya nanti, hal-hal semacam ini nggak ada masalah.